link-link oke :D => Home | Himaje UGM | Kedutaan Besar Jepang | About Himadol

#Senpai Corner


Nama: Thathit Puspaning Gegana (Gana)
  
Email: tp.gegana@gmail.com






Berapa lama berada di Jepang?
4 minggu-an, 2 minggu di Fukuoka Daigaku tahun 2010, 2 minggu di Aichi Kenritsu Daigaku tahun 2011..



Mendapatkan program beasiswa apa?
“2010 International Seminar with Asian Sister Universities Students” di Fukuoka Daigaku sama “愛知県立大学・ガジャマダ大学 -平成23年度国際大学交流セミナー” (ごめん、aku bingung nge-bahasa-Inggris-innya)

Bagaimana cara mendapatkan beasiswa itu?
Yang Fukuoka itu ditawari sama mbak Umi.. sebelumnya aku ikut ujian seleksi jurusan buat test monbukagakusho di Jakarta.. tapi aku gagal di test itu.. waktu itu jurusan masih pake sistem eskalator.. pas ada tawaran buat seminar Fukuoka, aku dihubungi ma mbak Umi ditanya mau pa ga.. karena waktu itu, deadline-nya ga mepet2 banget, aku ambil tawaran itu.. setelah bolak-balik KUI sampe betisku gedenya ga kalah ma guling (hiperbol), akhirnya aku dapet tu program.. hehe

Kalo yang di Aichi, juga dihubungi ma mbak Umi.. pas itu aku dah lolos N2 (ehe), biarpun nilainya tepat cuma 50%.. katanya mau ada semacam program “belajar singkat” di Aichi, dan salah satu syaratnya adalah sudah lolos N2.. tapi karena yang lolos N2 di jurusan kita waktu itu masih sedikit, akhirnya mahasiswa yang ada di urutan 1-5 seleksi jurusan untuk monkasho juga dipanggil untuk wawancara dengan Profesor dari Aichi Kenritsu Dai yaitu pak Kozano.. habis wawancara yang singkat beberapa hari kemudian, 9 orang mahasiswa yang berangkat ke Aichi diumumkan dan namaku tercantum di situ.. (ehe)

Bagaimana suka duka perjalanan mendapatkan beasiswa?
Kalo program yang di Fukuoka itu, suka dukanya itu waktu ngumpulin syarat-syarat untuk mengikuti program itu.. yang paling berat adalah TOEFL score 500.. memang deadline pengumpulan syarat-syaratnya ga begitu mepet, tapi tetep aja kurang kalo buat cari sertifikat TOEFL.. akhirnya aku nekat ikut TOEFL simulation, dan dengan nilai yang kurang dikiiit dari yang disyaratkan, aku kumpulin tu sertifikat TOEFL simulation.. sempat mau dimarahin ma petugas KUI gara2 pake sertifikat itu, (mana nilainya kurang pula), tapi aku terus ngeles dan bilang kalo bahasa Jepangku waktu itu dah level 3 (ini ga bohong, lho.. hehe) dan daripada bahasa Inggris, di seminar ini lebih dibutuhkan bahasa Jepang daripada bahasa Inggris (ini juga ga bohong, ada di keterangan soal program seminarnya).. akhirnya ibu petugas KUI-nya (aku lupa namanya.. #plak) ngalah dan menerima sertifikat itu.. hehe..


Kalo program yang di Aichi, setelah pengumuman yang ku ceritakan di atas tadi, (ところで, pengumumannya bulan Mei kalo ga salah) sampe bulan pertengahan Juni (atau malah hampir akhir Juni) tu ga ada kabar lagi.. setelah 9 orang itu hampir putus asa karena keraguan mengenai kepastian program ini (agak hiperbol gapapa, ya.. hihi..), akhirnya ada kabar dari Profesor Kozano mengenai hal-hal yang harus kami kerjakan dan siapkan.. kaya esai, visa, dll (kalo paspor dah disuruh nyiapin habis wawancara kalo ga salah inget).. pas itu pokoknya ribet, deh.. tapi karena berpikir bisa ke Jepang lagi, tetep ada perasaan わくわく.. ehe..


Cerita donk saat sampai di Jepang, mbak :D?

Pas pertama kali ke Jepang (di Fukuoka itu), aku langsung melakukan hal yang bodoh.. ceritanya agak panjang sih.. selama perjalanan ke fukuoka aku berpikir kalo setibanya di bandara Fukuoka, bakal ada satu orang dari Fukuoka Daigaku yang menjemput aku.. tapi sampai di sana, ternyata ga ada tanda-tanda orang dari Fukuoka University.. setelah sekitar 2 jam mondar-mandir bandara kaya orang ilang (beneran ilang, dink), akhirnya aku tanya ke semacam resepsionis (aku juga ga yakin itu resepsionis pa bukan) soal ada ga orang dari Fukuoka Daigaku yang datang buat jemput.. pas dijawab “kayanya ga ada”, rasanya mau nangis gitu.. tapi terus mbak yang baik hati itu memberi aku peta (2 lagi dikasinya, satu bahasa jepang, satu bahasa Inggris) dan ngasi tau aku cara buat ke Fukuoka Daigaku pake chikatetsu.. habis itu, aku naik shuttle bus ke terminal domestik.. pas di bus itu, aku baru sadar kalo aku dah di Jepang
 dan bengong sendiri di situ (cerita ga penting).. 

Sampai di terminal domestik, aku ngikutin orang-orang yang naik shuttle bus juga dari terminal international menuju stasiun chikatetsu.. sampai di bawah, aku bingung lagi caranya beli tiket chikatetsu-nya gimana.. setelah agak lama memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di depan mesin penjual tiket, akhirnya aku mencoba melakukan hal yang sama dan akhirnya aku berhasil mendapatakan tiketnya.. (fiuh) setelah akhirnya masuk di chikatetsu-nya, aku harus turun di tempat yang namanya Tenjin, dan transfer ke chikatetsu Nanakuma line lain yang menuju Fukuoka Daigaku.. 

Sesampainya di Tenjin yang ternyata pusat perbelanjaan bawah tanah yang penuh dengan anak muda, aku langsung mengikuti jalur menuju tempat pemberhentian Nanakuma line tadi yang ternyata cukup jauh.. T^T udah muka kucel gara-gara capek nyeret2 koper, diliatin banyak orang pula.. aku kemudian naik Nanakuma line dengan selamat (halah) dan sampai di stasiun dekat Fukuoka Daigaku, aku langsung menuju pos satpam dan dengan bahasa Jepang yang masih pas-pasan aku menjelaskan soal alasan kenapa aku berada di situ (halah).. pak satpam itu kemudian menghubungi pihak panitia seminar dan tak lama kemudian ada mahasiswa yang tinggal di asrama tempat aku akan menginap yang menjemput dan mengantarku ke asrama itu.. sampai di asrama, aku ketemu sama seorang peserta dari Filipina.. karena jadwal penerbangan, kami sama-sama tiba sehari lebih cepat dari jadwal seminar (dan kami ternyata naik pesawat yang sama!!) aku tanya dia dari bandara naik apa sampai ke asrama itu.. dia terus bilang kalo dia tanya lewat email ke Fukuoka Daigaku terus dikasi tau kalo peserta seminar itu dari bandara sampai ke Fukuoka Daigaku diminta untuk naik taksi dan meminta receipt-nya supaya setibanya di asrama biaya perjalanannya bisa diganti.. aku cuma bisa melongo aja kaya orang bodoh waktu itu (bukan “kaya orang bodoh”, dink.. emang “orang bodoh beneran”!!)

Kalo yang ke Aichi, karena waktu itu bareng 8 orang mahasiswa FIB, pak Stedi dan pak Eman, bu Siti Daulah (dosen FISIPOL), dan seorang mahasiswa Fakultas Teknik, terus sampai di bandara kami dijemput sama Prof. Kozano, perjalanannya tidak seribet waktu di Fukuoka.. hehe.. paling gara-gara ada taifuu pesawat yang kami naiki jadi terlambat mendarat.. terus, waktu di bis yang kami naiki dari bandara menuju Aichi Kenritsu Daigaku, waktu mau memotret rumah atau pemandangan di situ, yang pembatas jalan-lah, truk yang gede-lah, pasti ada yang menghalangi.. (cerita ga penting lagi, nih..)


Kisah di Jepang
Banyak.. apalagi gara-gara tindakan bodoh yang ga bisa berhenti kulakukan.. setauku banyak yang bilang orang Indonesia ma Filipina itu mirip-mirip.. waktu aku transfer di bandara Manila sempet dikira orang Filipina.. peserta seminar dari Filipina juga wajahnya tu kaya orang Indonesia.. akibatnya aku berkali-kali ngajak dia ngomong pake bahasa Indonesia yang hanya bisa bikin bengong gara-gara ga ngerti aku ngomong apa.. tapi, di seminar ini kami banyak diajari tentang budaya Jepang, kaya sadou, kadou atau ikebana, sama shamisen.. kami juga jalan-jalan ke NHK, Dazaifu Tenmangu, Kyuushuu Hakubutsukan (lupa nama lengkapnya), Heiwa Kouen di Nagasaki, dll.. di Kyuushuu hakubutsukan dipajang gambar gamelan dari Solo, lho.. (terharu liatnya.. apalagi jarang ada yang tau soal Indonesia di Fukuoka..)
Pas di Aichi, mungkin gara-gara kurang tidur dan istirahat, seminggu pertama mengikuti kuliah di situ pasti isinya ngantuk.. padahal tiap habis kuliah kami harus buat laporan mengenai hal-hal yang kami dapat di kuliah tadi.. yah.. dengan bekal coret-coretan ga jelas dan diskusi ma peserta lain setelah kuliah, aku bisa mengerjakan laporan-laporan itu.. hehe.. tema seminar di Aichi itu adalah menjaga lingkungan.. jadi kami banyak mengikuti kuliah tentang usaha-usaha menjaga lingkungan, seperti membuang sampah berdasarkan jenisnya, pakai ecobag waktu belanja supaya mengurangi sampah plastik, dll.. terus, karena Aichi itu pusatnya Toyota, kami juga diajak ke pabrik dan museum Toyota.. lalu, masih ada hubungannya dengan menjaga lingkungan, kami menonton film Tonari no Totoro (Studio Ghibli, pasti banyak yang udah nonton) dan kami main ke taman yang salah satu wahananya adalah “Satsuki to Mei-chan no Ie” (Rumah Satsuki dan Mei-chan) dari film itu.. benar-benar persis bahkan sampai kamar ayah Satsuki dan Mei-chan yang penuh dengan buku-buku..


Ngomong-ngomong, matsuri di Jepang, kayak gimana ya mbak :O ?

Matsuri yang pernah ku datangi itu waktu ikut seminar di Aichi Kenritsu Daigaku karena waktu itu kebetulan musim panas.. salah satu kegiatan seminar itu adalah homestay di rumah orang Jepang (yang menurutku lebih tepat dibilang nginep satu malam).. hari itu kebetulan di dekat tempat aku homestay ada matsuri kecil..

 Yuka-chan, ibu tempatku homestay (beliau yang minta dipanggil begitu), meminjami aku dan mbak Wahyu, peserta seminar yang homestay bareng aku, yukata dan membantu kami untuk mengenakannya.. kami kemudian pergi menuju matsuri yang terletak di kawasan itu dengan berjalan kaki.. sesampainya di sana, kami diajak nari bon odori, makan kakigoori (es serut, kalo di komik-komik), kue dango, dikenalkan ke teman-teman Yuka-chan yang datang ke situ, dll.. kami juga diberitahu oleh seorang kakek di situ kalo matsuri yang diadakan di lingkungan kecil kaya di situ tu buat hiburan untuk rakyat kecil di Jepang yang dulunya hidup susah.. juga buat meningkatkan rasa kebersamaan gitu.. 勉強になりました..

Pas matsuri-nya dah selesai, kami diperbolehkan untuk mencoba menabuh taiko yang digunakan sebagai pengiring musik bon odori tadi.. cukup menarik perhatian juga gara-gara keterampilan bermain alat musikku yang payah.. (namanya juga baru belajar.. gapapa kan..)

Terus, biasanya kalo di anime apa komik gitu, pas matsuri ada hanabi kan, ya.. tapi karena matsuri yang ku datangi itu matsuri kecil buat orang-orang yang tinggal di daerah itu, ga ada hanabi-nya.. tapi, untuk mengobati kekecewaan itu, Hiroshi-san, suami Yuka-chan, kemudian mengajak kami bermain hanabi kecil-kceilan di depan rumahnya.. Dan yang ga mungkin ketinggalan, foto-foto!! Ahaha..


Tempat favorit di Jepang?
Restoran yang namanya Yamato-ya pas di Fukuoka.. sebelumnya aku cuma denger dari peserta asal Korea soal restoran itu.. katanya enak dan porsinya banyak banget sampai-sampai dia cuma bisa makan setengahnya aja.. terus, akhirnya aku sama peserta-peserta perempuan yang lain memutuskan untuk mencoba ke restoran itu.. pas itu aku memesan nasi karaage.. begitu datang, pada kaget karena mungkin porsinya lebih banyak dari yang dibayangkan.. dan memang ENAK.. >,<

Sambil ngobrol ini itu, (biasalah cewek) kami mulai menyantap makanan kami masing-masing.. mungkin karena enak dan ga terasa juga, aku sendirian berhasil menghabiskan nasi karaage porsi besar itu!! Peserta yang lain antara kaget, heran, dan kagum pun bergantian mengambil fotoku bersama mangkok nasi karaage yang sudah kosong itu.. 笑


Hal di Jepang yang tidak ditemukan di Indonesia?
Chikatetsuuu..!! dan segala kepraktisannya.. pas naik itu tuh bener-bener kerasa kalo lagi “di Jepang”.. haha..
Terus linear motor car atau yang disingkat linimo.. katanya, waktu itu linimo baru ada di Aichi, lho (ga tau kalo sekarang, sih).. linimo pake tenaga elektromagnetik dan sebenarnya cepat sekali.. cuma, gara-gara bentar harus berhenti di stasiun, jadinya ga bisa ngebut-ngebut (がっかり).. terus, linimo juga dikemudikan lewat komputer.. jadi ga ada masinisnya.. pas naik di gerbong paling depan, bisa lihat pemandangan di depan.. rasanya kaya naik roller coaster gitu.. hehe..

Terus, sakamichi.. karena Jepang emang negara yang keadaan tanahnya naik turun.. kaya lagu Ninja Hatori gitu deh.. mendaki gunung lewati lembah.. lalala..

Kemana-mana kami harus berjalan melewati sakamichi-sakamichi yang membuat kami memiliki “Badan Madonna, kaki Maradona” (quote from Mbak Wahyu.. XD)


Kanji favorit? Mengapa?
一.. karena aku suka jadi nomer 1.. hoho.. selain itu, aku juga anak pertama dan lahir bulan Januari (ga nyambung).. alasan sebenarnya, karena kanji itu yang paling gampang.. hehe..
Aku juga suka kanji 楽.. karena aku ga suka hal-hal yang merepotkan dan selalu berusaha untuk 何でも楽しくやる.. alasan sebenarnya, karena bentuknya lucu.. hehe..


Pesan penting untuk teman-teman yang mengejar beasiswa :D
そうですね..うん.. yang pastinya adalah giat belajar, rajin kuliah, kerjakan tugas tepat waktu.. (err..)
Sertifikat N3.. atau N2 atau malah N1 sekalian.. caranya ya emang cuma dengan ikut Ninosh.. belakangan ini persyaratan yang utama untuk mengajukan beasiswa ke Jepang adalah punya sertifikat itu.. jadi jangan remehkan sertifikat N3.. (pengalaman temanku sendiri, lho..)

Terus, tekad yang kuat.. tawaran beasiswa itu biasanya deadline pengumpulan syarat-syaratnya suka mepet.. kalo ga ada tekad yang kuat, pasti repot.. soalnya emang ribet banget cari file-file buat persyaratan beasiswa gitu.. certificate of enrollment, transkrip nilai, dll.. apalagi buat yang pemalas kaya aku.. kalo ga ada tekad kuat, pasti pingin nyerah di tengah jalan (aku mengalami ini, lho..) Buat ngurangi kerepotan pas ngumpulin syarat beasiswa, mending yang bisa disiapin lebih awal disiapin aja.. kaya transkrip nilai.. TOEFL juga mungkin bakal dibutuhkan..

Habis itu, jalinlah hubungan yang baik dengan para dosen terutama DPA.. biar lebih mudah kalo mau minta surat rekomendasi.. ehehe..


 Kira-kira itu..
ごめんね.. banyak cerita yang aneh.. hehe..


Oke, terimakasih mbak Gana atas sharingnya yaaa :P Sukses selalu! (/red)

Chat Corner

Mohon berikan pesan, kesan, kritik dan saran agar kominfo himaje ugm menjadi lebih baik lagi. Terimakasih :^)